Thursday, February 28, 2013

Problem Based Learning (PBL)


A.    Judul Penelitian
Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Problem Based Learning Pada Materi Segiempat untuk SMP Kelas VII

IFHA MALONEY
B.     Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan proses yang terjadi pada semua manusia dan berlangsung seumur hidup. Seseorang dikatakan berhasil dalam belajarnya jika adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang tersebut. Berubahan yang dimaksud meliputi, pengetahuan(kognitif), sikap (afektif), dan ketrampilan            ( psikomotor).(Archdiat,1996:12). Dalam pembelajaran seseorang butuh juga pendidikan, karena pendidikan merupakan peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa. Salah satu yang dihadapi dalam dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran anak kurang didorong dalam kemampuannya untuk berfikrir secara kreatif. Proses pembelajaran didalam kelas hanya diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal, selain itu anak hanya dipaksa untuk mengingat dan menyimpan berbagai materi  tanpa dituntut untuk memahami materi yang telah difahaminya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah secara terusmenerus mengganti kurikulum yang ada di Indonesia ini dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi. Standar kompetensi dalam matematika pada KTSP telah disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis, kreatis dan bekerja sama. Selain itu untuk mengembangkan kemampuan berfikir dalam matematika untuk pemecahan masalah dan untuk pengaplikasiannya dikehidupan sehari-hari.
Matematika mempunyai ciri yang sangat menonjol yaitu konsep – konsep yang saling terkait artinya untuk dapat menguasai suatu konsep baru atau tertentu, siswa harus sudah memahami konsep-konsep lain yang terkait langsung atau tidak langsung dengan konsep yang sedang dipelajarinya. Matematika mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Hampir setiap aktifitas tidak terlepas dari matematika.Tapi kita sering menjumpai tentang keluhan siswa mengenai pelajaran matematika. Para siswa selalu beranggapan bahwa matematika itu sulit dan menakutkan. Banyak anak yang  hafal rumus-rumus yang ada di matematika, namun hanya sekedar hafal saja mereka kesulitan dalam pengolahan rumus-rumus tersebut. Sehingga tidak jarang anak yang hafal rumus namun dalam penerapan soal bahkan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari mereka kurang. Ini dikarenakan hanya kemampuan menghafal yang dikembangkan tanpa sering berlatih dalam memecahkan masalah. Selain dari siswanya sendiri, guru dalam penyampaian materi kurang bisa  dipahami oleh siswanya. Kebanyakan guru menggunakan metode ceramah tanpa memperdulikan sejauh mana siswa itu memahami materi yang disampaikan. Guru hanya mengejar materi, agar materi cepat tuntas ketika menjelang Ujian Akhir Sekolah. Padahal matematika merupakan pengetahuan dasar yang sangat diperlukan oleh peserta didik untuk menunjang ke tingkat pendidikan selanjutnya.
Cara pengajaran yang disesuaikan dengan individu ini adalah dengan membagi bahar ajar menjadi unit-unit yang masing-masing bagian meliputi satu atau bebepara pokok bahasan yang disebut modul ( indriyani & susilowati ). Dalam sistem modul ini juga menggunakan metode pembelajaran tujuannya untuk mendukung kesempurnaan dari modul tersebut. Metode pembelajaran yang sesuai dengan materi ini yaitu metode Problem Based Learning (PBL). H.S. Barrows dalam M. Taufik Amir (1980) sebagai pakar PBL menyatakan bahwa PBL adalah sebuah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu baru. Dalam pengertian lain PBL adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata, lalu dari masalah ini siswa dirancang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya, sehingga dari ini akan membentuk pengalaman dan pengetahuan baru. Diskusi dengan kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan PBL.
Dalam kooperatif selalu mempunyai ciri-ciri khusus setiap metode pembelajaran. Ciri-ciri khusus dari metode PBL ini yaitu ; (1) pembelajaran berpusat atau bermula dengan masalah (2) masalah yang digunakan merupakan masalah dunia sebenarnya yang mungkin akan dihadapi siswa dimasa yang akan datang (3) pengetahuan yang diharapkan dicapai oleh siswa semasa proses pembelajaran disusun berdasarkan masalah (4) para siswa bertanggungjawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri (5) siswa akan bersifat aktif dalam proses pembelajaran berlangsung (6) pengetahuan yang ada akan menyokong pembangunan pengetahuan baru (7) pengatahuan akan diperoleh dalam konteks yang bermakna. Itu merupakan ciri-ciri khusus pada PBL (Problem Based Learning.

Pembelajaran dengan sistem modul yang disertai metode PBL ini memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih mengeksplorasikan berdasarkan kemampuannya sehingga tercipta belajar lebih mandiri dan hal ini akan mengubah orientasi belajar yang semula berpusat pada guru, kemudian berubah menjadi berpusat pada kegiatan siswa sendiri ( styosari & effendi). Hal ini diduga menjadi salah satu faktor penyebab masih berlakunya model pembelajaran ceramah dan mencatat bahan yang sekaligus menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya efisiensi dan efektifitas pembelajaran mata pelajaran Matematika di SMP kelas VII. Sehingga penulis akan mengembangkan metode pembelajaran menggunakan modul yang akan diuraikan dalam  judul “Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Problem Based Learning Pada Materi Segiempat untuk SMP Kelas VII “.

No comments:

Post a Comment