A.
Judul Penelitian
Pengembangan Modul Pembelajaran
Matematika dengan Pendekatan Problem Based Learning Pada Materi Segiempat untuk
SMP Kelas VII
IFHA MALONEY |
B.
Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan proses yang terjadi pada semua manusia dan
berlangsung seumur hidup. Seseorang dikatakan berhasil dalam belajarnya jika
adanya perubahan tingkah laku pada diri seseorang tersebut. Berubahan yang
dimaksud meliputi, pengetahuan(kognitif), sikap (afektif), dan ketrampilan ( psikomotor).(Archdiat,1996:12).
Dalam pembelajaran seseorang butuh juga pendidikan, karena pendidikan merupakan
peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa. Salah satu yang dihadapi dalam
dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran anak kurang didorong dalam kemampuannya untuk berfikrir secara
kreatif. Proses pembelajaran didalam kelas hanya diarahkan kepada kemampuan
anak untuk menghafal, selain itu anak hanya dipaksa untuk mengingat dan
menyimpan berbagai materi tanpa dituntut
untuk memahami materi yang telah difahaminya untuk diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah secara terusmenerus
mengganti kurikulum yang ada di Indonesia ini dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Standar kompetensi dalam matematika pada KTSP telah disusun sebagai landasan
pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berfikir logis, analitis,
sistematis, kritis, kreatis dan bekerja sama. Selain itu untuk mengembangkan
kemampuan berfikir dalam matematika untuk pemecahan masalah dan untuk
pengaplikasiannya dikehidupan sehari-hari.
Matematika mempunyai ciri yang sangat menonjol yaitu konsep –
konsep yang saling terkait artinya untuk dapat menguasai suatu konsep baru atau
tertentu, siswa harus sudah memahami konsep-konsep lain yang terkait langsung
atau tidak langsung dengan konsep yang sedang dipelajarinya. Matematika
mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Hampir setiap aktifitas
tidak terlepas dari matematika.Tapi kita sering menjumpai tentang keluhan siswa
mengenai pelajaran matematika. Para siswa selalu beranggapan bahwa matematika
itu sulit dan menakutkan. Banyak anak yang
hafal rumus-rumus yang ada di matematika, namun hanya sekedar hafal saja
mereka kesulitan dalam pengolahan rumus-rumus tersebut. Sehingga tidak jarang
anak yang hafal rumus namun dalam penerapan soal bahkan pengaplikasiannya dalam
kehidupan sehari-hari mereka kurang. Ini dikarenakan hanya kemampuan menghafal
yang dikembangkan tanpa sering berlatih dalam memecahkan masalah. Selain dari
siswanya sendiri, guru dalam penyampaian materi kurang bisa dipahami oleh siswanya. Kebanyakan guru
menggunakan metode ceramah tanpa memperdulikan sejauh mana siswa itu memahami
materi yang disampaikan. Guru hanya mengejar materi, agar materi cepat tuntas
ketika menjelang Ujian Akhir Sekolah. Padahal matematika merupakan pengetahuan
dasar yang sangat diperlukan oleh peserta didik untuk menunjang ke tingkat
pendidikan selanjutnya.
Cara pengajaran yang disesuaikan dengan individu ini adalah dengan
membagi bahar ajar menjadi unit-unit yang masing-masing bagian meliputi satu
atau bebepara pokok bahasan yang disebut modul ( indriyani & susilowati ).
Dalam sistem modul ini juga menggunakan metode pembelajaran tujuannya untuk
mendukung kesempurnaan dari modul tersebut. Metode pembelajaran yang sesuai
dengan materi ini yaitu metode Problem Based Learning (PBL). H.S. Barrows dalam
M. Taufik Amir (1980) sebagai pakar PBL menyatakan bahwa PBL adalah sebuah
metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat
digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu baru.
Dalam pengertian lain PBL adalah proses pembelajaran yang titik awal
pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata, lalu dari masalah ini
siswa dirancang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya, sehingga dari ini akan
membentuk pengalaman dan pengetahuan baru. Diskusi dengan kelompok kecil
merupakan poin utama dalam penerapan PBL.
Dalam kooperatif selalu mempunyai ciri-ciri khusus setiap metode
pembelajaran. Ciri-ciri khusus dari metode PBL ini yaitu ; (1) pembelajaran
berpusat atau bermula dengan masalah (2) masalah yang digunakan merupakan
masalah dunia sebenarnya yang mungkin akan dihadapi siswa dimasa yang akan
datang (3) pengetahuan yang diharapkan dicapai oleh siswa semasa proses
pembelajaran disusun berdasarkan masalah (4) para siswa bertanggungjawab
terhadap proses pembelajaran mereka sendiri (5) siswa akan bersifat aktif dalam
proses pembelajaran berlangsung (6) pengetahuan yang ada akan menyokong
pembangunan pengetahuan baru (7) pengatahuan akan diperoleh dalam konteks yang
bermakna. Itu merupakan ciri-ciri khusus pada PBL (Problem Based Learning.
Pembelajaran
dengan sistem modul yang disertai metode PBL ini memberi kesempatan kepada
siswa untuk lebih mengeksplorasikan berdasarkan kemampuannya sehingga tercipta
belajar lebih mandiri dan hal ini akan mengubah orientasi belajar yang semula
berpusat pada guru, kemudian berubah menjadi berpusat pada kegiatan siswa
sendiri ( styosari & effendi). Hal ini diduga menjadi salah satu faktor
penyebab masih berlakunya model pembelajaran ceramah dan mencatat bahan yang
sekaligus menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya efisiensi dan
efektifitas pembelajaran mata pelajaran Matematika di SMP kelas VII. Sehingga
penulis akan mengembangkan metode pembelajaran menggunakan modul yang akan
diuraikan dalam judul “Pengembangan
Modul Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Problem Based Learning Pada Materi
Segiempat untuk SMP Kelas VII “.
No comments:
Post a Comment